Berburu Batagor Enak di Bandung, Sudah Tahukah Sejarah Batagor yang Kini Jadi Jajanan Ikonik Kota Kembang?


Enam buah batagor utuh dengan sambal kacang kecap dan jeruk limau | Foto: Redaksi/Telusur Dapur

Sekali mencicipi, langsung suka dan bikin ketagihan!

Begitulah kira-kira pengakuan banyak orang yang sudah mencicipi jajanan khas Kota Kembang, Bandung, yang populer dengan sebutan batagor.

Batagor merupakan singkatan dari bakso tahu goreng. Mengapa bisa tiba-tiba menjadi bakso dan tahu goreng, ya?

BACA JUGA: Menikmati Batagor di Selatan Kota Bandung, Makin Sedap Dicelupkan ke Dalam Sambal Kacangnya!

Batagor (bakso tahu goreng) merupakan salah satu kuliner khas Bandung yang sangat terkenal di Indonesia.

Sejarahnya mencerminkan kreativitas warga Bandung dalam mengolah bahan makanan lokal, yang di masa lalu banyak terpengaruh oleh budaya Tionghoa.

Nama batagor yang merupakan akronim dari “bakso tahu goreng” menggambarkan bahan utama dan cara memasaknya.

Makanan ini terdiri dari tahu yang dipotong menjadi dua bagian lalu bagian dalamnya diisi dengan adonan tepung dan ikan.

Selanjutnya, tahu berisi adonan tepung dan ikan ini digoreng hingga renyah bagian luarnya.

Saat disajikan, biasanya batagor hadir bersama saus kacang yang kental, manis, gurih dan pedas.

Ini adalah pengaruh budaya kuliner Tionghoa di Indonesia, yang kemudian melahirkan siomay dan bakso, terutama bakso ikan, dan kemudian batagor.

Konon, masyarakat Tionghoa yang tinggal di Bandung pada awal abad ke-20 sering membuat siomay dan mengolah bakso ikan sebagai hidangan sehari-hari.

Perantau dari Jawa Tengah Berjualan Siomay

Pada akhir tahun 1960-an, seorang pria muda bernama Isan yang berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah, merantau ke Bandung untuk mencari kerja.

Selama tiga bulan, Isan konon belum juga mendapatkan pekerjaan yang layak.

Ia akhirnya memutuskan mencari nafkah dengan berjualan siomay secara berkeliling menggunakan dua gerobak kecil yang dipanggulnya.

Siomay yang ia jual bervariasi. Selain siomay ada pula tahu yang diisi adonan tepung dan ikan, mirip adonan bakso ikan.

Selama berjualan, sering kali siomay dan tahu isi bakso ikan yang ia jajakan tidak habis.

Agar tidak basi dan terbuang percuma, konon, Isan berinisiatif menggoreng siomay dan tahu bakso ikannya, lalu membagikannya secara gratis kepada para tetangga.

Siomay dan tahu bakso ikan yang ia goreng diberi sambal kacang, sebagaimana sajian siomay kukus pada umumnya.

Seiring waktu, para tetangga dan orang-orang yang pernah mencicipi siomay dan tahu bakso ikan goreng bikinan Isan merasa suka dengan tekstur dan cita rasa makanan itu, terutama tahu dengan isi bakso ikannya.

Akhirnya, berdasarkan sejumlah sumber, salah satunya dari buku Laris Manis Bisnis Gerobak karya Agus Nurcahyo, mulai 1968 Isan serius berjualan tahu isi bakso yang ia goreng.

Jadi Kuliner Ikonik Kota Bandung

Semula, Isan masih menggunakan metode lama dalam membuat tahu isi bakso ikannya, sebagaimana siomay.

Isan mengukusnya terlebih dahulu, kemudian ia goreng. Namun, lama-kelamaan, Isan merasa metode ini sangat membuang waktu.

Akhirnya Isan mencoba metode baru dengan langsung menggoreng tahu isi adonan bakso ikan mentah.

Dari sini kemudian lahirlah nama batagor, yang menyederhanakan penyebutan dari bakso tahu yang digoreng.

Setelah memiliki modal yang cukup karena dagangannya semakin tersohor, Isan pun berjualan secara menetap di warung pertamanya, di Jl. Bojongloa no. 38, Astana Anyar, Bandung.

Isan bahkan mampu menunaikan ibadah haji, sehingga kini kedai batagornya lebih dikenal dengan nama Batagor H. Isan.

Ya, batagor telah menjadi ikon kuliner dan jajajan khas kota Bandung. Batagor H. Isan menjadi salah satu batagor yang paling dicari di Kota Bandung.

Selain baso tahu goreng, ia pun menghadirkan varain baru yang ia sebut Bapagor alias Bakso Pangsit Goreng.

Bapagor, sesuai namanya, menggunakan kulit pangsit yang dengan isi adonan bakso ikan tanpa tahu, kemudian digoreng.

Kini, batagor juga telah mengalami modifikasi. Selain tetap disajikan dengan sambal kacang, kecap, dan kucuran jeruk limau, batagor juga bisa dinikmati dengan kuah dan bakso bulat alias bagator kuah.

Sebagai oleh-leh atau buah tangan, batagor kini tersedia pula dalam kemasan vakum dan frozen sehingga lebih wet dan tahan lama untuk dibawa atau dikirim ke luar kota Bandung.

Pada 2010 lalu, H. Isan telah berpulang. Kini, keponakan H. Isan bernama Suwarto yang meneruskan usaha batagor itu.

Berburu Batagor Enak di Kota Kembang

Karena warga Bandung dan para pelancong yang berkunjung ke Bandung sangat menyukai batagor, kini penjual batagor semakin banyak.

Selain H. Isan, beberapa nama usaha batagor yang terkenal di antaranya Batagor Riri, Batagor Kingsley, Batagor Abuy, dan Batagor Yunus.

Semuanya tentu mengandalkan menu tahu dengan isi bakso ikan yang legendaris. Selain itu tersedia pula pangsit goreng dan batagor bulat renyah, mirip bakso ikan berukuran besar, juga batagor kuah plus bakso sapi dan batagor frozen (vakum).

Jika sedang berlibur ke Bandung, wajib untuk menikmati seporsi batagor.

Seporsi batagor biasanya berisi dua buah tahu bakso dan dua buah pangsit. Setelah dipotong-potong, batagor kemudian disiram sambal kacang, kecap, dan kucuran jeruk limau.

Namun ada pula yang menyajikannya dalam bentuk batagor utuh bersama sambal kacang dalam wadah terpisah, seperti Batagor Yunus yang berlokasi di Jalan Kopo, Bandung.

Cara menyantapnya, celupkan batagor lebih dulu ke dalam sambal kacang yang sudah diberi kecap dan jeruk limau.

Wah, jadi pengin makan batagor, nih!


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *