Belum Punya Stok Kue Kering untuk Suguhan atau Antaran Lebaran? Yuk, Mampir ke Kampung Nastar di Ciledug!


Jika Anda tidak sempat bikin kue nastar dan kue kering lainnya untuk suguhan Lebaran, beli saja di Kampung Nastar. Aneka kue kering tersedia lengkap dengan harga terjangkau. | Foto: Vecteezy

Anda belum sempat membeli aneka kue kering untuk suguhan maupun antaran di Hari Raya Lebaran? Tidak perlu khawatir. Anda bisa singgah ke sebuah tempat yang setiap hari memproduksi aneka kue kering!

Tempat ini namanya “Kampung Nastar”. Disebut demikian karena sejumlah sumber mengatakan, sejak 1987 warga di lokasi ini sangat produktif memproduksi beragam kue kering klasik, terutama jenis nastar.

BACA JUGA: Memanggang Nastar dan Aneka Kue Kering di Atas Wajan, Bisakah? Sangat Bisa dan Pasti Berhasil Kalau Pakai Cara Praktis Ini!

Lokasi tepatnya berada di Jl. Haji Unus, Gang Merpati 1, RT 05/RW 01, Larangan Utara, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.

Jalan masuk ke gang berada di antara minimarket Indomaret dan restoran cepat saji Popeye’s, atau berada di seberang pom bensin Larangan.

Di sepanjang gang, hampir semua rumah warga memproduksi kue kering, terutama jenis nastar, kue kering legendaris paling favorit yang berisi selai nanas.

Gerbang masuk menuju Kampung Nastar yang terletak di kawasan Larangan, Ciledug. | Foto: beritanasional.com
CERITA DI BALIK NAMA “KAMPUNG NASTAR”

Setiap hari, untuk memproduksi kue kering, para pemilik usaha rumahan di Kampung Nastar mempekerjakan para ibu dan para perempuan muda warga sekitar.

Chef Yongki Gunawan, seorang chef legendaris yang sudah berkecimpung di bidang kuliner selama lebih dari 40 tahun, pada konten video Tiktoknya belum lama ini mengunjungi para pemilik usaha kue nastar dan kue kering ini di Kampung Nastar.

Chef Yongki, yang ahli di bidang baking (membuat beragam kue dengan berbagai metode), tak hanya berbincang dengan para pemilik usaha rumahan di Kampung Nastar ini tetapi juga mencicipi kue nastarnya.

Dari perbincangan dengan mereka, Chef Yongki baru mengetahui bahwa sebutan Kampung Nastar ini ternyata belum terlalu lama disematkan. Baru sekitar 3 tahun belakangan.

Dikutip dari program Liputan6 Pagi, salah satu pemilik usaha kue kering generasi kedua, yang sudah memproduksi kue nastar sejak awal 1990-an, mengatakan bahwa nama Kampung Nastar ini adalah inisiatif lurah setempat.

Sang lurah melihat potensi warganya karena sejak lama sudah memproduksi kue kering, terutama nastar.

Baru sekitar tahun 2022, sang lurah meresmikan kawasan ini dengan sebutan Kampung Nastar. Tujuannya agar kawasan ini semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner khas Kota Tangerang.

Dengan begitu, lebih banyak orang yang akan mengunjungi kampung ini, yang dampaknya akan mendongkrak tingkat ekonomi warga.

Para ibu dan perempuan muda bekerja di industri rumahan yang memproduksi beraneka kue kering di Kampung Nastar. | Foto: CNBC Indonesia/Tri Susilo
OMZET PULUHAN HINGGA RATUSAN JUTA RUPIAH

Warga Kampung Nastar tidak hanya memproduksi kue nastar dan kue kering lainnya menjelang hari raya, seperti Natal, Imlek atau Lebaran.

Di hari-hari biasa pun mereka tetap konsisten memproduksi kue kering karena pesanan terus mengalir. Hanya jumlah pesanannya saja yang tidak sebanyak menjelang hari raya.

Menurut salah seorang pemilik usaha rumahan di Kampung Nastar, omzet yang dihasilkan pada hari-hari biasa sekitar Rp 10 juta-an. Namun, menjelang hari raya, terutama Lebaran, omzetnya bisa mencapai lebih dari Rp 100 juta.

Tidak mengejutkan jika omzet usaha rumahan ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Setiap menjelang hari raya, mereka kerap memproduksi sekitar 1.000 hingga 3.000 loyang kue kering. Atau, memproduksi sekitar 100-300 stoples kue kering setiap harinya.

Tak hanya nastar, warga di Kampung Nastar ini juga memproduksi kue kering favorit lainnya. Misalnya, lidah kucing, kastengel, semprit, kue cokelat, putri salju, sagu keju, dan sebagainya.

BACA JUGA: Tak Punya Oven Tapi Ingin Bikin Bika Ambon? Tenang, “No Oven No Mixer” Bika Ambon Kukus Bersarang Cantik Siap Dinikmati!

Per stoples, ukuran 250 gram dan 500 gram, harganya antara Rp 40 ribu hingga sekitar Rp 160 ribu, untuk kue kering mix (berisi 5 varian kue kering dalam satu stoples).

Pembeli yang tinggal di sekitar lokasi Kampung Nastar biasanya membeli kue kering dengan datang langsung ke lokasi. Sebagian membeli untuk dikonsumsi sendiri, sebagian lainnya adalah reseller, yang membeli kue kering untuk dijual kembali.

Bagi yang tinggal jauh dari lokasi, di luar kota atau luar pulau, namun penasaran ingin mencoba cita rasa kue kering khas Kampung Nastar, mereka bisa membelinya secara online atau melalui marketplace.

Bermacam-macam nama yang dipakai oleh para pengusaha kue kering di Kampung Nastar ini. Ada yang memakai nama Max Amazing Cookies, Mysha Cookies, Razzaqqu Cookies, KuekueDadakan, dan sebagainya.

Hmm, apakah Anda belum punya stok aneka kue kering di rumah untuk suguhan atau antaran Lebaran? Boleh Anda coba membeli kue kering favorit di Kampung Nastar ini dengan harga lebih terjangkau.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *