
Tahu tidak, awal musim penghujan biasanya merupakan saat datangnya musim panen buah sirsak.
Selain buahnya enak dan segar, sirsak yang terkenal berasa masam ini diyakini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Bagian daunnya terutama dipercaya dapat mencegah penyakit kanker.
Untuk itu, mari kita cermati lebih jauh cara terbaik mengonsumsi sirsak agar manfaatnya semakin maksimal!
Dibandingkan buahnya, yang belakangan ini tampaknya mulai turun pamornya lantaran rasanya yang masam, daun sirsak justru semakin mencuri perhatian.
Padahal, rasa kecut atau masam pada buah sirsak merupakan salah satu petunjuk bahwa buah ini banyak mengandung zat asam askorbat.
MENGANDUNG TINGGI VITAMIN C
Zat asam askorbat adalah istilah lain untuk vitamin C. Kandungan vitamin C di dalam buah sirsak tergolong tinggi, lo.
Buah sirsak ukuran kecil saja, kira-kira sebesar kepalan tangan, sudah mampu memenuhi kebutuhan harian vitamin C.
Karena itu, sirsak cocok sekali dimanfaatkan sebagai “suplemen” untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terutama di kala musim penghujan agar tidak mudah jatuh sakit.
Disebabkan rasanya yang masam, orang lebih sering mengonsumsi sirsak dalam bentuk jus dengan tambahan gula.
Cara konsumsi seperti ini sebetulnya bisa dipahami karena sebagian besar kita memang tidak tahan dengan rasa yang sangat masam.
Namun, cara konsumsi sirsak dengan menambahkan gula sebetulnya justru dapat mengurangi manfaatnya. Itu berarti sama saja kita menambahkan jumlah gula sederhana yang kita konsumsi.
Alasan lainnya, bila kita mengonsumsinya dalam bentuk jus yang disaring, kita pun justru kehilangan manfaat seratnya.
NIKMATI RASA MASAMNYA KETIMBANG MENAMBAHKAN GULA
Kendati rasanya masam, sirsak sebenarnya sudah mengandung cukup banyak gula di dalamnya. Hanya saja, rasa gula pada buah ini tertutupi oleh kandungan zat asamnya yang juga sama-sama tinggi.
Bila dipetik dalam kondisi matang di pohon, buah sirsak sebetulnya akan terasa cukup manis. Artinya, tidak terlalu masam untuk dimakan langsung, tanpa tambahan gula lagi.
Hanya saja, sirsak biasanya memang dipetik ketika masih kurang matang agar lebih awet ketika dijual di toko-toko buah. Jadi, ketika membeli sirsak, pilihlah buah yang sudah cukup tua.
Ciri-cirinya, bagian durinya lebih kecil-kecil. Jarak antar-durinya agak berjauhan. Warna hijau kulitnya sudah tampak pudar.
Bila durinya masih terlihat rapat dan lancip-lancip, sangat mungkin buah itu sudah dipanen dan dipetik ketika masih kurang tua.

ZAT TOKSIK PENCEGAH SEL KANKER
Kalaupun kita mendapatkan buah sirsak yang rasanya sangat masam, kita bisa menikmatinya dengan sesedikit mungkin tambahan gula.
Misalnya, daging buah sirsak ditaburi sedikit saja gula lalu dimakan langsung begitu saja menggunakan sendok, tanpa dijadikan jus.
Jika kita ingin mengonsumsinya dalam bentuk jus yang disaring, pastikan biji-bijinya sudah dibuang terlebih dahulu sebelum diblender karena bagian dalam bijinya bersifat toksik bagi manusia.
Oh ya, kandungan zat yang toksik pada biji sirsak ini juga banyak terdapat pada daunnya, lo.
Zat toksik inilah yang sampai saat ini banyak diteliti, terutama manfaat daunnya sebagai obat kanker (obat yang bersifat toksik bagi sel-sel kanker).
Maka dari itu, bila selama ini daunnya dipercaya sebagai obat kanker, kenapa kita tidak membiasakan makan buahnya untuk mencegah penyakit tersebut?
Eits, namun jangan terlalu banyak menambahkan gula, ya!