OLIN, Aplikasi Berbasis AI Hadir Sebagai Solusi Digital bagi Para Pelaku Usaha Kuliner Indonesia


ESB hadirkan solusi berbasis kecerdasan buatan dan komunitas #BebasCemas bagi para pelaku usaha kuliner Indonesia, | Foto: Dok. ESB

Mengelola bisnis kuliner tentu bukan perkara mudah. Di balik lezatnya setiap menu yang tersaji di meja pelanggan, ada berbagai tantangan yang dihadapi para pemilik usaha.

Mulai dari kontrol stok bahan baku, pencatatan keuangan dan transaksi, antrean pembayaran, hingga risiko kebocoran data.

BACA JUGA: Wow, Biskuit Ikonik Favorit Indonesia Berhasil Tembus Atmosfer dan Mengudara di Bima Sakti, Lo! Ikuti Keseruannya, Yuk!

Sistem yang belum terintegrasi, ditambah keterbatasan sumber daya manusia, kerap memaksa para pemilik usaha turun langsung ke dapur, kasir, hingga manajemen gudang.

Hal itu tentu menyisakan ruang yang sempit bagi para pemilik usaha untuk berpikir strategis dan mengembangkan bisnis ke level berikutnya.

Hadirkan Sistem Terintegrasi Berbasis Cloud dan AI

Menjawab keresahan yang banyak dialami para pelaku dan pemilik usaha ini, PT Esensi Solusi Buana (ESB)—perusahaan teknologi penyedia software all-in-one berbasis cloud yang mengkhususkan diri pada industri F and B—hadir dengan solusi operasional terintegrasi yang dirancang sesuai kebutuhan industri.

“ESB lahir dari pengalaman pribadi kami yang merasakan langsung, betapa rumitnya mengelola operasional restoran dengan sistem yang terpisah-pisah. Kami ingin menciptakan solusi yang tidak hanya efisien, tapi juga memberi ketenangan bagi para pemilik usaha,” ujar Gunawan, Co-Founder dan CEO ESB.

Dalam talkshow bertajuk “Transformasi Bisnis F and B: Inovasi AI Memacu Pertumbuhan Bisnis #BebasCemas dengan Optimalisasi Data”, pada gelaran All Food Indonesia, Rabu (30/5) lalu di ICE BSD, ESB memperkenalkan kampanye #BebasCemas sebagai wujud dukungan nyata bagi para pelaku usaha kuliner.

Melalui inisiatif ini, ESB menghadirkan sistem terintegrasi berbasis cloud dan aplikasi AI, yang mampu mengotomatisasi pengelolaan stok, proses pembayaran, hingga manajemen suplai.

Semua fungsi penting ini dirangkum dalam satu ekosistem real-time yang akurat dan mudah digunakan, sehingga mampu memberi rasa aman dan tenang dalam menjalankan operasional bisnis sehari-hari.

OLIN: Asisten AI Andal untuk Para Pemilik Usaha Kuliner Indonesia

Sebagai bentuk komitmen dan langkah lanjut dari sistem yang terintegrasi ini, ESB memperkenalkan OLIN, sebuah aplikasi AI pertama di industri kuliner yang dikembangkan secara lokal di Indonesia.

Diperkenalkan secara resmi pada tahun 2025, OLIN telah dilatih intensif selama dua tahun untuk memahami ritme dan tantangan unik dalam industri kuliner.

“Dengan pendekatan ‘peranti lunak berbasis komunitas’, ESB meyakini, mendengarkan langsung permasalahan dan kebutuhan para pelaku usaha adalah kunci dalam menghadirkan solusi teknologi yang relevan dan tepat guna,” ujar Gunawan.

Dengan semangat itulah, kata Gunawan, OLIN lahir. Bukan hanya sebagai pendamping operasional, tapi sebagai asisten cerdas yang membantu pemilik bisnis mengambil keputusan yang lebih baik, berbasis data, dan berorientasi jangka panjang.

Lewat OLIN, pelaku usaha mendapatkan manfaat layaknya memiliki empat profesional sekaligus,yakni analis bisnis, akuntan, auditor, dan konsultan.

Otomatisasi operasional, analisis pintar, dan kontrol bisnis ada dalam satu ekosistem, yang mudah diakses dan siap mendukung pertumbuhan bisnis para pemilik usaha.

Tidak seperti aplikasi AI konvensional yang menunggu perintah manual, OLIN bekerja secara proaktif dalam membaca data operasional harian, menganalisis tren, dan memberi saran bisnis yang bisa langsung diimplementasikan.

Keunggulannya terletak pada kemampuannya memadukan kecerdasan buatan dengan intuisi bisnis, menjadikannya bukan hanya alat bantu, tapi juga mitra berpikir strategis.

Lebih dari sekadar teknologi bantu, OLIN telah terbukti mampu meningkatkan penjualan lebih dari 50 persen.

Kemampuannya mencakup memproyeksikan penjualan, mendeteksi potensi kecurangan secara otomatis, serta memberi strategi up-selling dan rekomendasi promosi berdasarkan kebiasaan pelanggan, serta performa menu.

OLIN tak hanya memberi insight nyata, namun dapat langsung ditindaklanjuti. Fitur-fiturnya dapat membantu pemilik bisnis mengambil keputusan yang lebih cerdas, strategis, dan berbasis data, serta mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan signifikan.

Kemampuan ini diperkuat 4 nilai utama yang menjadi fondasi OLIN sebagai solusi cerdas bagi para pemilik usaha, yaitu:

Kemudahan (Convenience), ditawarkan melalui antarmuka yang intuitif serta saran praktis yang bisa langsung diterapkan tanpa keahlian teknis.

Akurasi (Accuracy), dijamin dengan prediksi dan analisis berakurasi hingga 98 persen, terutama setelah penggunaan sistem ESB selama minimal tiga bulan.

Keandalan (Reliability), tercapai berkat algoritma yang dikembangkan dari data ratusan merchant aktif selama lebih dari dua tahun.

Keamanan (Security), dijamin melalui penyimpanan data di server milik ESB yang telah memenuhi standar perlindungan informasi bisnis tingkat tinggi.

Solusi teknologi terintegrasi yang didukung aplikasi berbasis AI dan cloud mampu mendorong usaha kuliner kian berkembang seperti yang dialami dua pemilik usaha roti yang dihadirkan sebagai narasumber | Foto: Telusur Dapur
Adaptasi dan Efisiensi di Era Digital Bagi Bisnis Kuliner

Pentingnya adaptasi dan efisiensi pada bisnis kuliner turut disampaikan Lilysan Wijaya, pemilik jaringan toko Roti Romi – Roti Mimpi Indah.

“Saya tipe orang yang suka turun langsung dan mengurus semuanya sendiri. Tapi ketika outlet mulai bertambah, saya sadar, hal itu tidak bisa terus dijalani,” ujar Lilysan.

Ia mengaku pernah mengalami sendiri ketika sistem kasir atau pos yang kurang andal bisa memicu banyak masalah. Seperti pesanan berantakan, antrean lama, bahkan tingkat turnover karyawan meningkat karena frustrasi.

Setelah beralih ke ESB, ujar Lilysan, dalam waktu sebulan ia merasakan perbedaan yang cukup besar.

“Operasional jauh lebih stabil, dukungan teknisnya pun responsif. Ternyata, menjalankan bisnis bisa jauh lebih tenang dan minim drama, asalkan kita menggunakan sistem operasional yang tepat,” imbuh Lilysan.

Sementara itu, tantangan berbeda dihadapi oleh Baker Old, sebuah brand roti yang tumbuh melalui model waralaba.

Di bawah komando Agung Haryadi sebagai General Manager, Baker Old harus memastikan satu hal, yakni konsistensi kualitas.

“Tantangan terbesar mengelola jaringan waralaba adalah menjaga konsistensi kualitas dan standar pelayanan di tengah keragaman karakter mitra, serta skala outlet yang terus bertambah,” kata Agung.

Dalam bisnis waralaba atau franchise, Agung percaya, pertumbuhan Baker Old hanya akan berkelanjutan jika mitra-mitranya juga ikut berkembang.

“Maka, sejak awal kami berkomitmen menyediakan dukungan operasional berbasis sistem yang mudah diakses dan real-time,” ujar Agung.

Agung pun mengatakan, tanpa sistem yang terintegrasi, kesalahan stok, laporan keuangan yang tidak akurat, hingga deviasi operasional bisa dengan mudah terjadi.

Berkat dukungan teknologi dari ESB, Baker Old pada akhirnya mampu memantau seluruh operasional secara presisi.

“Cara ini juga membantu para mitra fokus pada hal yang paling penting, yakni mengembangkan bisnis mereka dengan lebih percaya diri,” tandas Agung.

ESB bersama para mitra melakukan jumpa pers pada acara pembukaan pameran kuliner All Food Indonesia di ICE BSD, Tangsel, Rabu (30/5). | Foto: Dok. ESB
Inisiatif Komunitas #BebasCemas Menyatukan Pengusaha, Menguatkan Industri

ESB percaya, keberhasilan sebuah bisnis kuliner tak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan, tapi juga pada komunitas yang mendukung.

Maka dari itu, ESB menghadirkan Komunitas #BebasCemas, sebuah inisiatif jangka panjang yang bertujuan menjadi ruang kolaboratif dan suportif bagi para pelaku usaha kuliner, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman.

Di sini, mereka bisa saling berbagi cerita, belajar dari pengalaman sesama, dan tumbuh bersama demi memperkuat ekosistem industri kuliner Indonesia.

Richard Y. Briant, CEO Indorich, penyelenggara All Food Indonesia, turut menegaskan, kolaborasi lintas pelaku industri menjadi kunci dalam menghadapi transformasi yang tengah berlangsung di sektor F and B.

“Industri kuliner Indonesia terus tumbuh positif, dengan kenaikan jumlah usaha F and B sebesar 21,13 persen dalam tujuh tahun terakhir, serta pertumbuhan waralaba 10–15 persen per tahun,” ujar Richard.

BACA JUGA: Menikmati Teh dengan Nuansa Cita Rasa Tradisional dalam Vibes Modern dan Kekinian

Di tengah momentum ini, imbuhnya, teknologi berbasis data menjadi kunci efisiensi dan peningkatan layanan.

“Karena itu, ruang temu seperti All Food Indonesia penting untuk mendorong pertukaran ide dan kolaborasi yang mempercepat inovasi serta pertumbuhan bersama,” lanjut Richard.

Pernyataan ini sejalan dengan komitmen ESB dalam memperkuat ekosistem kuliner melalui inisiatif komunitas #BebasCemas.

Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, pada gelaran All Food Indonesia yang dilaksanakan di ICE BSD pada 30 April – 3 Mei 2025, ESB turut menggandeng berbagai mitra strategis seperti BCA, Grab, iWare, Orangepay, dan Moratelindo (Oxygen).

Kehadiran mereka bukan sekadar bentuk dukungan, tapi juga menunjukkan peran penting ekosistem kolaboratif dalam mendukung keberlanjutan bisnis kuliner.

Setiap mitra membawa solusi dan perspektif unik yang selaras dengan semangat #BebasCemas. Mulai dari kemudahan transaksi, pengelolaan operasional, hingga teknologi finansial dan logistik yang terintegrasi.


One Comment on “OLIN, Aplikasi Berbasis AI Hadir Sebagai Solusi Digital bagi Para Pelaku Usaha Kuliner Indonesia”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *