
Dengan cita rasa yang khas, soto memiliki daya tarik tersendiri bagi para penikmat kuliner, baik lokal maupun internasional.
Namun sudah tahukah Anda bahwa soto memiliki sejarah panjang yang mencerminkan keberagaman budaya Indonesia?
Mari telusuri asal-usul dan evolusi soto hingga menjadi hidangan yang kita kenal hari ini!
Asal-Usul Soto
Sejarah soto diyakini bermula dari pengaruh kuliner Tionghoa yang masuk ke Indonesia pada abad ke-14 hingga ke-18, seiring dengan perdagangan maritim yang berkembang pesat.
Kata “soto” sendiri ditengarai berasal dari kata Tionghoa atau bahasa Hokian, yakni caudo, jao to, chau tu atau chao du, yang berarti daging atau jeroan dengan kuah kaldu.
Ya, hidangan berkuah ini awalnya dibuat dari kuah kaldu yang dimasak dengan bumbu sederhana dan potongan daging atau jeroan.
Di Indonesia, soto kemudian beradaptasi dengan bahan-bahan lokal dan bumbu khas Nusantara seperti kunyit, serai, dan daun jeruk.
Proses akulturasi inilah yang membuat soto memiliki berbagai variasi rasa dan tampilan berbeda di setiap daerah.
Ragam Soto di Nusantara
Keberagaman budaya Indonesia tercermin dalam variasi soto yang berbeda-beda di setiap daerah.
Nah, berikut ini beberapa jenis soto yang terbilang sangat populer:
1. Soto Betawi
Berasal dari Jakarta, soto ini memiliki kuah santan yang kental dan gurih.
Daging sapi atau jeroan biasanya menjadi bahan utamanya, dilengkapi dengan potongan kentang, tomat, serta taburan emping, irisan daun bawang dan bawang goreng.
2. Soto Lamongan
Soto khas Lamongan, Jawa Timur, terkenal dengan kuahnya yang bening namun kaya rempah. Taburan koya-nya (terbuat dari bubuk kerupuk udang) menambah cita rasa unik pada sajian ini.
3. Soto Kudus
Soto yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah, sangatlah unik karena bahan utamanya menggunakan daging ayam atau kerbau.
Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran agama setempat yang melarang konsumsi daging sapi.
4. Coto Makassar
Hidangan khas Sulawesi Selatan ini memiliki kuah yang pekat karena menggunakan campuran kacang tanah yang dihaluskan.
Coto biasanya disajikan dengan buras atau ketupat.
5. Soto Medan
Soto khas Medan memiliki kuah santan yang berwarna kuning dan rasa rempah yang kuat.
Daging sapi, ayam, atau udang sering menjadi pilihan sebagai bahan utamanya.
Soto sebagai Simbol Kebersamaan
Soto tidak hanya menjadi simbol keberagaman kuliner saja di Indonesia, tetapi juga simbol kebersamaan.
Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai acara, seperti pernikahan, syukuran, hingga kegiatan komunitas.
Sifatnya yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan selera warga menjadikan soto sebagai makanan yang mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
BACA JUGA: Sudah Dikenal Sejak Abad Ke-9, Ketupat Tak Selalu Disajikan Tepat pada Hari Lebaran
Perjalanan Soto di Era Modern
Di era modern, soto terus bertransformasi. Restoran dan kedai soto kini tidak hanya hadir di Indonesia tetapi juga sudah merambah ke berbagai negara, membawa cita rasa khas Nusantara ke panggung global.
Selain itu, inovasi dalam penyajiannya, seperti penggunaan mangkuk yang lebih praktis serta variasi bahan, membuat soto semakin populer di kalangan generasi muda.
Nah, dengan demikian soto menjadi bukti nyata bagaimana kuliner dapat menjadi media untuk mengenalkan budaya dan sejarah suatu bangsa.
Dengan beragam variasi yang ada, soto mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
Jadi, saat menikmati semangkuk soto, kita tak hanya mencicipi lezatnya hidangan ini, tetapi juga menelusuri jejak sejarah dan budaya Indonesia yang super kaya.