
Jelang Tahun Baru Imlek, suasana perayaan biasanya sudah mulai terasa beberapa hari sebelumnya di Indonesia.
Dominasi warna merah dan emas akan mulai menghiasi berbagai sudut tempat, yang kian memperkaya suasana meriahnya menyambut Imlek.
Tak hanya itu, warga etnis Tionghoa maupun Peranakan di Indonesia pun sudah pasti akan bersiap menyajikan berbagai hidangan istimewa untuk keluarga besar.
Apa saja, sih, hidangan khas yang wajib tersaji pada setiap perayaan Tahun Baru Imlek di keluarga Tionghoa di Indonesia?
Seiring perkembangan zaman, tradisi kuliner pada perayaan Imlek semakin beragam.
Di masa lalu, konon, warga etnis Tionghoa di Indonesia wajib menyediakan 20 jenis makanan plus 20 jenis kue khas Imlek di meja makan keluarga.
Namun, di masa sekarang, kewajiban itu tampaknya sudah mulai bergeser dan melonggar.
BEDA DAERAH, BEDA PULA SAJIANNYA
Perbedaan geografis di tiap daerah di Indonesia turut memengaruhi perbedaan jenis sajian khas Imlek.
Di Kepulauan Bangka, misalnya, yang terkenal dengan pesisir dan pantainya, sajiannya dipengaruhi oleh karakter lingkungannya sehingga berpengaruh pula pada ragam olahan makanannya.
Tak heran bila warga Tionghoa di Bangka cenderung menyajikan ragam hidangan khas yang bersumber dari laut.
Berbeda dengan warga Tionghoa yang berada di Pulau Jawa, yang sejak lama lebih terbiasa menyajikan ikan bandeng yang dimasak pindang.
Lain pula dengan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di wilayah Jakarta, yang terbiasa menyajikan haisom alias teripang atau disebut juga mentimun laut.
Daging teripang yang kenyal seperti kikil dan gurih biasanya dimasak dengan bumbu asam manis atau masak kecap.
Sajian berbahan teripang ini dipercaya memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Karena itu, wajar bila pada momen Tahun Baru Imlek banyak restoran yang secara khusus menyajikan menu Chinese food berbahan haisom dengan harga cukup mahal.
Selain hidangan berbahan ikan atau sumberdaya laut lainnya, sajian berbahan mi menjadi salah satu yang pasti selalu ada pada perayaan Imlek.
Warga Tionghoa di Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri dalam mengolah, memasak, dan menyajikan mi, sesuai dengan daerah tempat tinggalnya.
Ada yang suka dengan proses digoreng, diberi kuah, atau metode pengolahan lainnya. Mi untuk Imlek tak selalu dihidangkan dengan cara digoreng saja.
Di Tiongkok sendiri, sajian khas Imlek pun berbeda di setiap wilayah.
Di Tiongkok Utara, contohnya, bisa dipastikan pangsit alias jiaozi wajib tersedia sebagai sajian khas Imlek.
Sementara, di wilayah Tiongkok Selatan, warganya wajib menyediakan kue keranjang alias nian gao pada saat Imlek.

RAGAM SAJIAN KHAS IMLEK YANG WAJIB ADA
Yang tak kalah unik, setiap sajian khas Imlek di tiap wilayah ini memiliki makna positif yang sangat dipercaya oleh warga Tionghoa maupun Peranakan.
Dengan menyajikan jenis-jenis makanan tertentu saat Imlek, mereka percaya kehidupannya di masa tahun mendatang akan selalu dilingkupi keberuntungan, rezeki, kesehatan, dan kebahagiaan.
Apa saja penganan yang wajib disajikan saat Imlek? Berikut ini ragam makanan, simbolisme, dan maknanya.
Kue Keranjang (Nian Gao)
Bisa dikatakan. kue keranjang merupakan sajian khas yang sangat tradisional dan selalu tersedia pada setiap perayaan Imlek.
Teksturnya yang kenyal dan lengket serupa dodol ini dipercaya memiliki makna mempererat persatuan keluarga sehingga semakin tenteram, lekat, dan akrab.
Ikan Bandeng
Dalam tradisi Tionghoa, ikan disebut nian nian you yu (pinyin).
Kata ‘nian’ memiliki arti banyak rezeki yang didapatkan setiap tahun. Sedangkan kata ‘yu’ memiliki arti sisa atau lebih.
Dapat disimpulkan, ikan bandeng yang memiliki banyak duri ini dipercaya dapat mendatangkan kemakmuran dan rezeki berlimpah.
Saat disajikan, ikan bandeng harus dihidangkan utuh, tanpa dipotong-potong. Ikan bandeng untuk Imlek boleh dimasak dengan beragam cara. Misalnya disemur, dipindang atau ditim.
Rebung
Banyak orang yang tampaknya belum tahu makna sajian rebung pada momen Imlek.
Pasalnya, di zaman sekarang, semakin sedikit keluarga Tionghoa yang menyajikan olahan rebung pada momen Imlek.
Di masa lalu, rebung diolah secara tradisional dengan cara ditumis atau dibikin cah rebung.
Rebung diiris tipis lalu dicampur dengan potongan daging, udang, kepiting, dan juhi kering atau cumi-cumi kering.
Di kawasan Jawa Tengah, bahan daging atau ikan sebagai campuran rebung biasanya diganti dengan jenis ikan pihi.
Rebung atau tunas bambu muda yang beruas-ruas ini adalah simbol pertumbuhan atau harapan. Semakin lama, bambu tumbuh semakin tinggi sehingga menyiratkan harapan-harapan baru.
Makna pertama dari rebung adalah selalu ada harapan baru karena memiliki tunas.
Makna kedua, membawa kesuksesan, baik di sekolah maupun dalam pekerjaan dan bisnis.
Sedangkan makna ketiga berkaitan dengan faktor kesehatan yang diharapkan semakin hari semakin baik.
Mi Panjang Umur
Olahan mi adalah sajian yang selalu hadir di meja makan saat kumpul keluarga dalam perayaan Imlek.
Mi yang bentuknya panjang ini memiliki makna panjang umur dan harapan baik. Harapannya adalah agar semua urusan selalu lancar.
Yee Sang atau Yu Sheng
Jika berkunjung ke restoran mewah atau hotel berbintang pada malam perayaan Imlek, biasanya akan tersedia menu spesial tambahan, yakni Yee Sang atau Yu Sheng.
Konon, istilah yee sang ini kemungkinan besar berasal dari dialek Tiociu untuk yu sheng (鱼生) yang berarti ikan segar.
Bunyi yu sheng (鱼生) ini sama dengan bunyi yee sang (余升). Arti harafiahnya adalah remaining dan increase.
Sedangkan makna lengkapnya adalah diharapkan akan selalu ada kelebihan rezeki dan meningkatnya karier serta bisnis.
Yee sang biasanya berupa campuran sejumlah ikan atau seafood yang diiris tipis, seperti salmon, cumi, teripang atau ubur-ubur.
Irisan ikan itu dilengkapi sayuran yang diparut halus memanjang, seperti lobak, mentimun dan wortel.
Semua bahan tadi disajikan mentah lalu diberi taburan kacang tanah, biji wijen, serta disiram kecap asin atau saus salad.
Cara menyantapya, seluruh keluarga berkumpul di satu meja lalu yee sang diaduk secara bersamaan menggunakan sumpit dan diangkat setinggi-tingginya.
Ini adalah simbol dari harapan dan cita-cita yang tinggi dari setiap orang yang merayakan Imlek.
Tebu
Bentuk tebu yang berbuku-buku dan tegak lurus dalam filosofi Tiongkok memiliki makna meraih kesuksesan.
Terkait tebu ini terdapat tradisi “sembahyang tebu” yang biasanya hanya dilakukakan warga suku Hokkian pada saat Imlek.
Di Indonesia, warga suku Hokkian menempati porsi cukup besar dibandingkan suku-suku dari provinsi lain di Tiongkok, seperti Khek, Tiociu, Hakka, dan suku lainnya.
Rasa tebu yang manis juga menyimbolkan keberuntungan, kemakmuran, dan hal positif lainnya.
Jeruk
Buah jeruk juga memiliki kandungan simbolis dalam perayaan Imlek.
Jeruk adalah lambang keberuntungan, kebahagiaan, kesuksesan, dan kemakmuran. Buah ini juga dipercaya dapat menjaga kesehatan.
Jeruk merupakan simbol keberuntungan karena kata jeruk dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata “kekayaan”.
Jeruk pun dianggap identik dengan emas karena warnanya jingga (oranye). Karena itu, jeruk dipercaya melambangkan keberuntungan.
Tak hanya itu, jeruk pada perayaan Imlek juga dipercaya sebagai lambang panjang umur karena jeruk erat kaitannya dengan kesehatan.
Tak sedikit keluarga Tionghoa yang bahkan memajang pohon jeruk lengkap dengan buahnya sebagai dekorasi di depan rumah atau ruang tamu sebagai simbol kesuburan.
Uniknya lagi, jeruk juga dianggap sebagai simbol cinta karena memiliki rasa manis bercampur sedikit asam segar sehingga dinilai memiliki rasa yang serupa dengan cinta.
Satu lagi, jeruk juga melambangkan kebijaksanaan. Warna jingga termasuk ke dalam elemen api, yang menjadi simbol semangat dan perubahan.
Pada perayaan Imlek, jeruk disajikan untuk sembahyang, acara kumpul keluarga, atau jamuan lainnya.
Jeruk juga dapat dipakai sebagai hadiah atau hantaran antar-keluarga atau kerabat.
MAKANAN YANG WAJIB DIHINDARI SAAT PERAYAAN IMLEK
Selain makanan yang wajib tersaji para perayaan Imlek, ternyata ada pula sejumlah makanan yang perlu dihindari dan tidak boleh disajikan pada momen Imlek karena mengandung makna negatif.
Makanan yang terlarang itu antara lain daging sapi atau makanan yang memiliki ujung-ujung yang tajam, seperti buah salak dan nanas.
Sejumlah makanan yang pantang untuk disajikan pada momen Imlek ini dipercaya akan menjadi ganjalan atau kendala bagi perjalanan hidup di sepanjang tahun mendatang.
Wah, menarik sekali, ya, mempelajari makna-makna yang terkandung dalam simbolisme kuliner khas Imlek!
Selamat menyambut tahun baru, yang saat ini akan memasuki Tahun Ular Kayu. Gong Xi Fa Cai.