
Bulan suci Ramadan identik dengan kurma. Sejak menjelang Ramadan, buah manis ini sudah mulai tersedia di mana-mana di Indonesia, mulai dari supermarket, minimarket, hingga toko online.
Kurma memang erat kaitannya dengan ibadah puasa. Mengonsumsi beberapa butir kurma saat sahur dan berbuka puasa disunnahkan dalam ajaran Islam, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah.
Namun, alangkah lebih baik jika kita tidak sekadar menikmati kelezatan dan manisnya kurma. Perlu juga kita tahu lebih jauh mengenai berbagai hal yang terkait dengan kurma.
Apa saja varietasnya, berasal dari negara mana saja buah ini, bagaimana cara panen dan distribusinya, serta berapa lama durasi penyimpanan kurma yang dianjurkan. Simak paparannya di bawah ini.
Ratusan Varietas Kurma
Dengan memperhatikan kurma yang beredar di pasaran, kita sebenarnya sudah tahu, tidak hanya terdapat satu jenis kurma. Warnanya, teksturnya, ukurannya, berbeda-beda.
Namun siapa sangka, varietas kurma ternyata bukan hanya beberapa, melainkan terdapat ratusan jenis kurma. Ratusan varietas ini tersebar di berbagai negara penghasil kurma.
Setiap varietas memiliki karakteristik unik dan berbeda-beda, seperti tingkat rasa manisnya, tekstur, maupun warnanya. Berikut ini beberapa varietas kurma yang paling terkenal.
- Ajwa – Berwarna gelap, cenderung hitam, teksturnya lembut. Berasal dari Madinah, Arab Saudi. Ini salah satu varietas yang paling dihargai.
- Medjool – Berukuran besar, berdaging tebal, sangat manis. Berasal dari Maroko tetapi juga dibudidayakan di Amerika Serikat dan Timur Tengah.
- Deglet Noor – Berwarna emas hingga coklat muda, teksturnya kenyal dan kurang manis dibanding Medjool. Berasal dari Tunisia dan Aljazair.
- Barhi – Biasanya dikonsumsi dalam kondisi masih segar (rutab), teksturnya lembut seperti karamel. Berasal dari Irak.
- Sukkari – Sangat manis, memiliki tekstur lembut dan agak renyah, populer di Arab Saudi.
- Safawi – Mirip dengan Ajwa, tetapi lebih manis dan lebih lengket, juga berasal dari Arab Saudi.
- Khadrawi – Teksturnya lebih lembut, rasanya manis tetapi tidak terlalu kuat. Berasal dari Irak.
- Zahidi – Berwarna kuning keemasan, tidak terlalu manis, cocok untuk diolah menjadi sirup atau pasta kurma. Berasal dari Iran dan Irak.
Negara Penghasil Kurma
Kurma banyak diproduksi di daerah beriklim kering dan panas yang identik dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Namun, sebenarnya, kurma juga dihasilkan oleh negara-negara di luar Timur Tengah. Negara seperti Amerika Serikat sekarang juga menghasilkan kurma.
Mesir adalah negara penghasil kurma terbesar. Pada 2022, Mesir menghasilkan sebanyak 1,73 juta ton kurma. Jumlah ini setara dengan 17,49 persen dari total produksi kurma dunia. Terdapat 14 juta pohon kurma di Mesir, yang masih akan terus ditambah jumlahnya oleh pemerintah Mesir.
Posisi kedua ditempati oleh Arab Saudi yang menghasilkan 1,16 juta ton kurma pada 2022.
Berikut ini beberapa negara utama penghasil kurma.
- Mesir – Produsen kurma terbesar di dunia.
- Iran – Terkenal dengan varietas Zahidi dan Mazafati.
- Arab Saudi – Menghasilkan kurma Ajwa, Sukkari, dan Safawi.
- Aljazair – Salah satu produsen utama kurma Deglet Noor.
- Irak – Dikenal sebagai negara asal beberapa varietas klasik seperti Barhi dan Khadrawi.
- Uni Emirat Arab – Memiliki produksi kurma yang sangat maju dengan teknologi pertanian modern.
- Pakistan – Menghasilkan varietas seperti Aseel.
- Tunisia – Salah satu produsen utama kurma Deglet Noor.
- Maroko – Terkenal dengan kurma Medjool.
- Amerika Serikat (California, Arizona) – Menanam kurma Medjool secara luas.
Selain negara-negara di atas, kurma juga ditanam dan diproduksi di Sudan, Libya, Oman, Yordania, dan di beberapa bagian negara India.
Panen, Pengolahan, dan Distribusi Kurma ke Berbagai Negara
Banyak tahap yang harus dilewati buah manis ini sebelum akhirnya buah yang semula masih bergelantungan di pohon-pohon di Mesir atau Arab Saudi sampai ke tangan Anda.
Proses itu dimulai dari pemanenan hingga siap dikemas dan dikirim ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.
Berikut ini sejumlah tahapannya.
1. Panen Kurma
Panen kurma dilakukan secara hati-hati, terutama karena kurma tumbuh di puncak pohon yang bisa mencapai 15 – 30 meter.
Para pekerja biasanya menggunakan tangga tinggi, alat pemanjat khusus, atau mesin hidrolik untuk mencapai puncak pohon. Buah kurma dipetik dalam tandan besar dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak rusak.
Kurma dipanen saat sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, sebagai berikut:
- Khalal (setengah matang, kuning kemerahan)
- Rutab (matang, lunak, biasanya dikonsumsi segar)
- Tamar (kering alami, lebih tahan lama, ideal untuk ekspor)
Di negara-negara penghasil utama seperti Arab Saudi, Iran, Mesir, dan Tunisia, panen kurma berlangsung dari bulan Juli hingga Oktober, tergantung varietasnya.

2. Penyortiran dan Pembersihan
Setelah dipanen, kurma harus melalui tahap seleksi dan pembersihan.
Penyortiran dilakukan secara manual maupun dengan mesin. Pada tahap ini, kurma dipilah berdasarkan ukuran, warna, dan tingkat kematangannya.
Kurma yang cacat atau busuk dibuang agar tidak memengaruhi kualitas kurma lainnya.
Kurma dicuci dengan air bersih dan udara bertekanan untuk menghilangkan debu dan kotoran. Beberapa pabrik juga menggunakan sinar UV atau larutan khusus untuk memastikan kebersihan kurma tanpa mengubah rasa dan kualitasnya.
3. Pengeringan dan Pengawetan
Kurma bisa dijual dalam keadaan segar atau dikeringkan untuk meningkatkan daya tahan dan keawetannya.
Kurma yang kering alami (seperti Medjool atau Ajwa) sudah memiliki kadar air rendah sehingga tidak memerlukan banyak pengeringan lagi.
Sementara itu, kurma setengah matang atau segar dikeringkan dengan dengan metode pengeringan alami maupun buatan.
Pengeringan alami dilakukan dengan penjemuran di bawah terik matahari selama beberapa hari. Sedangkan pengeringan buatan dilakukan dengan menggunakan oven bersuhu rendah untuk mengurangi kelembapan tanpa merusak rasa.
Pada umumnya, kurma tidak memerlukan bahan pengawet buatan. Kandungan gulanya yang tinggi secara alami sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
Namun, beberapa produsen juga melakukan pengawetan dengan metode pasteurisasi uap atau pemeriksaan radiasi ringan untuk membunuh mikroorganisme tanpa mengubah kualitas kurma.
BACA JUGA: Jelajahi Rasa dan Budaya di Jeddah, Jadikan Pengalaman Istimewa yang Tak Terlupakan
4. Pengemasan
Setelah dikeringkan, kurma harus dikemas supaya mudah didistribusikan dan diekspor.
Kurma dikemas dalam kotak karton, plastik vakum, atau wadah kedap udara agar tetap segar. Beberapa jenis kurma juga dilapisi dengan sirup glukosa alami agar lebih mengkilap dan lembut.
Usai dikemas, kurma dibubuhi label yang mencantumkan asal negara, varietas, tanggal panen, dan masa kadaluarsa. Beberapa produk juga dilengkapi sertifikasi halal dan sertifikasi organik untuk memenuhi standar pasar internasional.
5. Distribusi ke Berbagai Negara, Termasuk Indonesia
Setelah proses pengemasan lengkap, kurma kemudian dikirim ke berbagai negara melalui kapal laut dalam kontainer berpendingin atau kargo udara jika membutuhkan pengiriman lebih cepat.
Negara-negara tujuan utama ekspor kurma adalah Indonesia, Malaysia, Turki, India, Eropa, dan Amerika Serikat.
Sesampainya di negara tujuan, salah satunya di Indonesia, kurma didistribusikan ke berbagai supermarket, minimarket, toko grosir, pasar tradisional. Kurma juga dijual melalui platform e-commerce.
Kurma yang belum terjual biasanya disimpan dalam ruangan berpendingin untuk menjaga kualitasnya.
Nah, begitulah. Sejak proses panen hingga distribusinya, buah kurma harus melewati rangkaian proses yang panjang untuk memastikan buah ini tetap berkualitas ketika sampai ke tangan konsumen di berbagai belahan dunia.
Dimulai dari panen, penyortiran, pencucian, pengeringan, pengemasan, hingga pengiriman internasional, semua harus dilakukan dengan standar tinggi agar kurma tetap layak dinikmati, terutama saat berbuka puasa.

Berapa Lama Daya tahan Buah Kurma?
Durasi ketahanan dan keawetan kurma bergantung pada jenis dan cara penyimpanannya. Berikut ini adalah perkiraan masa simpan kurma setelah dikemas, dalam kondisi normal.
1. Berdasarkan Jenis Kurma
✅ Kurma Segar (Rutab)
- Umur simpan: 1–2 minggu dalam suhu ruang.
- Bisa bertahan hingga 6 bulan jika disimpan di kulkas (±5°C).
- Dalam freezer (−18°C), bisa bertahan 1 tahun atau lebih.
✅ Kurma Setengah Kering (Seperti Medjool, Sukkari)
- Umur simpan: 3–6 bulan pada suhu ruang (20–25°C).
- Bisa bertahan hingga 1 tahun jika disimpan di kulkas.
- Dalam freezer, bisa tahan hingga 2–3 tahun.
✅ Kurma Kering (Seperti Ajwa, Deglet Noor, Zahidi)
- Umur simpan: 6–12 bulan dalam suhu ruang.
- Jika disimpan di kulkas, bisa bertahan hingga 2 tahun.
- Dalam freezer, bisa bertahan 3–5 tahun tanpa perubahan rasa dan tekstur.
2. Faktor yang Mempengaruhi Umur Simpan
🔹 Kelembaban – Kurma lebih tahan lama jika kelembabannya rendah, karena gula alaminya dapat mencegah pertumbuhan bakteri.
🔹 Suhu Penyimpanan – Semakin dingin suhu penyimpanan, semakin lama kurma bisa bertahan.
🔹 Kemasan – Kurma yang disimpan dalam wadah kedap udara atau vakum lebih awet dibanding yang dibiarkan terbuka.
🔹 Pengawetan Alami – Beberapa kurma diberi pasteurisasi ringan atau perlakuan sinar UV untuk memperpanjang masa simpannya.
3. Tanda Kurma Sudah Tidak Layak Konsumsi
🔸 Muncul bau asam atau terjadi fermentasi – Menandakan kurma mulai membusuk.
🔸 Tekstur terlalu lengket atau berair – Bisa jadi karena fermentasi alami.
🔸 Ada jamur atau bercak putih berbulu – Kurma sebaiknya dibuang jika ada tanda ini.
🔸 Rasa berubah menjadi asam – Indikasi bahwa kurma mulai terfermentasi.
Dalam kondisi normal (suhu ruang), kurma bisa bertahan beberapa bulan hingga 1 tahun, tergantung jenisnya. Untuk penyimpanan jangka panjang, menyimpan di kulkas atau freezer adalah pilihan terbaik.
Jika ingin stok kurma tetap segar untuk berbuka puasa selama Ramadan, simpanlah dalam wadah kedap udara di suhu dingin. [SJ]