Sering Dianggap Identik, Apa Perbedaan antara Bumbu dan Rempah? Apakah Semua Rempah adalah Bumbu? Ini Penjelasannya


Walaupun sering dianggap identik, pengertian antara bumbu dan rempah sebenarnya berbeda. | Foto: Pixabay

Kita semua sudah tahu, Indonesia adalah negeri tropis yang kaya akan rempah-rempah.

Gara-gara kekayaan alam itulah, dulu bangsa-bangsa asing berdatangan ke bumi Nusantara. Mula-mula untuk berdagang, bertransaksi, dan mengambil rempah-rempah untuk dijual kembali. Namun, lambat laun, mereka malah berusaha menguasai dan menjajah.

BACA JUGA: Apa, Sih, Bumbu Mala? Mengapa Bumbu yang Cita Rasa Pedasnya Unik dan Menggigit di Lidah Ini Makin Populer? Yuk, Cari Tahu!

Sebagai negeri kepulauan yang kaya akan rempah, berbagai masakan khas Indonesia dengan sendirinya juga sangat bercita rasa rempah.

Masakan Nusantara bahkan tidak hanya dibumbui dengan satu atau dua jenis rempah, melainkan dengan perpaduan berbagai jenis rempah untuk menghasilkan cita rasa yang kompleks.

Karena hampir selalu dipakai sebagai bumbu masakan, dalam konteks kuliner Nusantara, pengertian antara bumbu dengan rempah menjadi relatif kabur. Seolah-olah, bumbu adalah rempah, dan rempah pasti bumbu.

Kita bisa cek, misalnya, definisi “bumbu” dan “rempah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring.

  • bum.bu: berbagai jenis hasil tanaman yang berbau harum atau sedap, seperti jahe, kunyit, lengkuas, pala, merica yang digunakan untuk menyedapkan masakan
  • rem.pah: berbagai jenis hasil tanaman yang beraroma, seperti pala, cengkih, lada untuk memberikan bau dan rasa khusus pada makanan

Pemahaman yang kita peroleh dari dua definisi itu nyaris tidak ada bedanya alias sama saja. Frasa kunci pada definisi “bumbu” adalah “berbagai jenis hasil tanaman”. Sama saja dengan rempah.

Padahal, jika melihat faktanya, pengertian antara “bumbu” dan “rempah” seharusnya berbeda. Mari kita cermati.

Apa Itu Bumbu? Lebih Luas dari yang Kita Duga

Berdasarkan pengamatan dan pengetahuan kita sehari-hari, bumbu adalah segala bahan yang ditambahkan dan digunakan dalam proses memasak atau mengolah makanan untuk memberikan cita rasa, aroma, warna atau tampilan pada makanan.

Bumbu mencakup unsur yang bersifat:

  • Alami maupun buatan (sintetis)
  • Organik maupun anorganik
  • Hewani maupun nabati

Contoh bumbu:

  • Kaldu (anorganik, bukan tanaman)
  • Gula (organik, dari tebu atau nira)
  • Cuka, garam, penyedap rasa, santan, kecap, terasi, minyak wijen
  • Termasuk juga rempah dan herba di dalamnya.

Jadi jelas, antara bumbu dan rempah berbeda. Bumbu adalah kategori luas, sedangkan rempah lebih sempit dan merupakan salah satu jenis bumbu.

Rempah termasuk di dalam khazanah bumbu, tapi tidak semua bumbu berupa rempah. Bumbu juga mencakup garam, gula, kecap, cuka, santan, penyedap rasa seperti MSG, yang semuanya bukan rempah.

Dalam tradisi kuliner Indonesia, bumbu bahkan juga bisa lebih kompleks, karena mencakup bahan hewani seperti terasi, petis, atau kaldu rebusan daging dan tulang.

Dengan demikian, berdasarkan pengertian itu, semua rempah yang ditambahkan pada makanan bisa disebut bumbu. Tetapi, tidak semua bumbu adalah rempah.

Gula, garam, cuka, terasi, petis, dll. adalah bumbu alias seasonings, namun bukan kategori rempah-rempah atau spices. | Foto: Pixabay
Apa Itu Rempah? Lebih Sempit tapi Kaya Aroma

Sekarang, apa pengertian rempah?

Berdasarkan common sense dan pengamatan sehari-hari, rempah adalah bagian tanaman tertentu yang diambil untuk dimanfaatkan aromanya dan kemampuannya menciptakan rasa pada makanan, entah dalam keadaan segar maupun dikeringkan.

Rempah umumnya digunakan untuk memberikan aroma dan rasa pada makanan, dan sering kali juga untuk tujuan pengobatan.

Biasanya, rempah berasal dari bagian-bagian tanaman seperti:

  • Kulit batang (kayu manis)
  • Biji (pala, ketumbar)
  • Akar atau rimpang (jahe, kunyit)
  • Kulit buah (asam kandis)
  • Bunga kering (cengkeh)
  • Putik bunga (saffron)
  • Buah (lada, cabai)

Rempah cenderung memiliki aroma tajam sehingga umumnya digunakan dalam takaran sedikit saja.

Jadi, rempah ini lebih spesifik, bersifat nabati atau berasal dari tanaman. Itu pun biasanya hanya bagian tanaman yang beraroma karena fungsinya adalah memberi aroma dan rasa khas pada makanan.

Kapan Rempah Tidak Menjadi Bumbu?

Nah, lebih lanjut, ternyata tidak semua rempah adalah bumbu.

Berdasarkan pengertiannya, sebetulnya ada banyak bahan yang memenuhi kriteria sebagai rempah.

Bahan-bahan ini berasal dari tumbuhan. Jadi termasuk bahan yang bersifat nabati dan juga memiliki aroma khas.

Selain itu, bahan-bahan ini biasanya juga dikeringkan dan diawetkan. Jadi, memang bisa disebut rempah dalam pengertian luas.

Namun, rempah-rempah jenis ini, walaupun sebagian di antaranya juga dikonsumsi manusia, ternyata tidak lazim dipakai sebagai bumbu makanan.

Rempah-rempah seperti ini menegaskan bahwa tidak semua rempah otomatis menjadi bumbu dapur.

Berkut beberapa contohnya:

1. Kemenyan

Berasal dari getah atau resin pohon. Digunakan sebagai dupa, aromaterapi, atau bahan baku kosmetik. Aromanya sangat kuat dan tidak cocok untuk konsumsi langsung.

2. Damar

Bagian tanaman yang dipakai adalah resinnya. Bersifat aromatik, tapi biasanya dipakai untuk dupa, lilin, vernis, pengobatan tradisional, atau bahan campuran non-pangan.

3. Gambir

Yang dimanfaatkan dari tanaman adalah getahnya. Banyak digunakan bersama daun sirih, pinang, dan kapur untuk nginang (makan sirih). Rasanya sepat dan pahit, tidak menambah aroma sedap jika dimasukkan ke dalam masakan.

4. Buah Pinang

Dipakai dalam tradisi mengunyah sirih bersama bahan-bahan lain. Sangat populer di Papua dan biasa dikunyah langsung.

5. Tembakau

Daun keringnya bersifat aromatik. Umumnya dirajang sebagai bahan baku produk rokok dan cerutu.

6. Kamala

Bagian yang dipakai adalah serbuk merah dari buah. Digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat cacing, bukan untuk masakan. Rasanya pahit dan bisa toksik jika dikonsumsi sembarangan.

Itu sekadar beberapa contoh. Masih ada banyak lagi bahan yang berasal dari tanaman, memenuhi kriteria sebagai rempah secara luas, namun tidak lazim digunakan sebagai rempah dapur.

Di samping bumbu dan rempah, ada pula kondimen (condiment) alias bumbu meja, yang berfungsi seperti bumbu tapi cara penggunaannya tidak dicampurkan saat bahan makanan sedang diproses atau dimasak. | Foto: Pixabay
Perbedaan Istilah dalam Bahasa Inggris

Jika kita membuka Google Translate, baik melalui aplikasi ponsel maupun di laman web, lalu mengetikkan kata “bumbu”, terjemahan bahasa Inggris yang langsung muncul adalah “spice“.

Begitu pula, jika kita ketikkan kata “rempah”, terjemahan bahasa Inggris yang muncul juga “spice“.

Ini bisa membingungkan, menimbulkan salah paham, seolah-olah bumbu bersinonim atau sama persis dengan rempah. Padahal, seperti diuraikan di atas, pengertian bumbu dan rempah sebenarnya berbeda.

Mengapa penting memahami perbedaannya?

Memang penting, terutama jika kita terlibat dalam dunia kuliner, penerjemahan kuliner, atau bekerja dalam industri makanan. Salah kaprah dalam penggunaan istilah bisa membingungkan, terutama dalam konteks lintas budaya.

BACA JUGA: Aroma Menggoda Masakan dengan Daun Jeruk, Yuk, Kenali Lebih Jauh Penggunaan Daun Jeruk Sebagai Bumbu Aromatik!

Sebagai contoh, seorang penerjemah kuliner harus tahu bahwa resep yang menyebut “bumbu” belum tentu berarti “spices“. Bisa saja “bumbu” itu mengacu pada kecap, gula, atau bahkan MSG, yang lebih tepat disebut sebagai “seasonings“.

Karena itu, dalam khazanah peristilahan bahasa Inggris, penting untuk membedakan antara:

  • Seasoning = bumbu (paling umum)
  • Spice = rempah
  • Herb = herba atau daun aromatik
  • Condiment = bumbu meja seperti saus sambal atau kecap

Herba atau daun-daunan aromatik, seperti daun salam, daun jeruk purut, masih bisa dimasukkan dalam kategori rempah, tetapi gula, garam, terasi, cuka, dll., adalah jenis bumbu-bumbuan yang bukan rempah.

Nah, sekarang jelas kan bedanya, apa itu bumbu dan apa itu rempah. Jangan sampai keliru, ya!


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *