Mengenal Rosemary, “Hiasan” Steak yang Dipuji Shakespeare sebagai Herba yang Memperkuat Ingatan


Rosemary adalah herba aromatik yang berperan penting dalam menciptakan cita rasa khas masakan Mediterania. | Foto: Pixabay

Anda pasti sudah sering lihat foto atau video steak yang sedang disajikan. Pada foto dan video itu, steak daging sapi kerap ditampilkan dengan “hiasan” potongan tangkai tanaman tertentu. Warnanya hijau, bentuk daun-daun pada tangkai itu pipih dan meruncing seperti paku. Tangkai tanaman apakah itu?

Itulah tangkai rosemary.

Mengapa steak sering ditampilkan bersama tangkai rosemary? Fungsinya apa? Sekadar ornamen ataukah punya fungsi lain?

Yuk, kita bahas dan kenali lebih jauh apa itu rosemary dan fungsinya dalam jagat kuliner dan pengobatan herbal.

BACA JUGA: Bukan Sekadar Daging Sapi Panggang, Ini Esensi Steak, Awal Mula dan Transformasinya di Masa Kini 

BUMBU AROMATIK DARI MEDITERANIA

Ketika setangkai rosemary segar diletakkan di atas daging panas seperti steak, kandungan minyak atsiri pada daun rosemary akan menguap, menciptakan aroma yang menggoda.

Jadi, fungsi rosemary jelas bukan sekadar hiasan, tetapi juga untuk menciptakan aroma khas yang kuat dan menggoda selera, terutama untuk daging merah seperti steak.

Rosemary juga sering dipakai langsung dalam proses memasak steak. Misalnya, diletakkan di wajan bersama mentega dan bawang putih saat steak dimatangkan, untuk memberikan cita rasa lebih dalam.

Dengan demikian, rosemary memang salah satu bumbu aromatik atau herba aromatik. Tanaman ini sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu.

Rosemary (Salvia rosmarinus) tidak populer dalam masakan Nusantara karena memang bukan tanaman tropis. Rosemary adalah tanaman subtropis yang berasal dari kawasan Mediterania atau Laut Tengah.

Sebagai tanaman, ia tumbuh optimal di iklim hangat dan kering, dengan banyak sinar matahari, tanah agak berpasir, dan tidak terlalu lembap. Karena itu, tanaman ini tidak secara alami tumbuh liar di Indonesia yang beriklim tropis dan lembap.

Kawasan Mediterania mencakup negara-negara yang berbatasan langsung dengan Laut Tengah (Mediterranean Sea), antara lain Italia, Prancis bagian selatan (khususnya Provence), Spanyol, Yunani, Turki bagian barat dan selatan, Maroko, Tunisia, Aljazair, Mesir, Siprus, Israel, Lebanon.

Negara-negara yang mengelilingi Laut Mediterania itu termasuk dalam kawasan Eropa Selatan, Afrika Utara, dan sebagian Asia Barat.

Rosemary telah menjadi bagian dari identitas kuliner dan budaya herbal di wilayah tersebut selama berabad-abad.

Rosemary bisa diletakkan di atas daging panas bersama bumbu lainnya saat mematangkan steak untuk menciptakan aroma yang menggugah selera. | Foto: Pixabay
PENGGUNAAN ROSEMARY DALAM MASAKAN

Rosemary adalah bagian penting dari budaya kuliner Mediterania dan Eropa. Tanaman ini digunakan secara luas layaknya orang Indonesia menggunakan daun salam atau serai. Jadi, peran rosemary sangat penting dalam membentuk cita rasa khas wilayah Mediterania.

Meskipun bukan rempah dalam pengertian “spice” (yang biasanya berasal dari biji, kulit, atau akar), rosemary berperan seperti rempah karena memberikan aroma dan rasa yang kuat.

Ciri umum masakan Mediterania adalah menggunakan banyak herba segar seperti rosemary, thyme, oregano, basil, dan parsley. Sedangkan bahan dasar yang dominan antara lain minyak zaitun, bawang putih, tomat, dan lemon.

Teknik memasak yang banyak dipakai di kawasan itu adalah memanggang, memanggang lambat (slow roast), dan menyiram dengan saus herba.

Ragam masakan yang memanfaatkan rosemary, misalnya:

1. Masakan daging. Yang populer adalah masakan daging kambing, domba, dan sapi. Rosemary biasanya ditambahkan saat memanggang atau memasak steak.

2. Ayam panggang dan ikan bakar. Rosemary memberikan aroma khas yang segar dan tajam.

3. Kentang panggang dan sayuran oven. Tangkai rosemary segar sering diselipkan di antara potongan kentang atau wortel sebelum dipanggang.

4. Roti dan minyak zaitun. Kadang rosemary dicampurkan ke dalam adonan roti (seperti focaccia) atau direndam dalam minyak zaitun untuk cocolan.

5. Sup dan kaldu. Rosemary memberikan kedalaman rasa, meski biasanya digunakan dalam jumlah kecil karena aromanya yang kuat.

ROSEMARY DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL

Tidak hanya digunakan dalam dunia kuliner, rosemary juga telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, terutama di wilayah Mediterania dan Eropa, bahkan sejak masa Yunani dan Romawi kuno.

Rosemary dianggap sebagai tanaman tonik dan stimulatif dan digunakan baik secara internal (diminum) maupun eksternal (dioleskan atau dihirup).

Di bawah ini beberapa manfaat tradisional rosemary dan cara penggunaannya:

1. Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi

Daun rosemary diseduh sebagai teh atau dihirup aromanya sebagai aromaterapi. Manfaatnya adalah sebagai tonik otak.

Bahkan, pada masa hidup sastrawan William Shakespeare (1564-1616), rosemary dikenal sebagai herb of remembrance (herba yang memperkuat ingatan).

Di era modern, beberapa studi kecil menunjukkan bahwa senyawa dalam rosemary (seperti cineole) memang dapat meningkatkan kemampuan kognisi ringan.

2. Meredakan gangguan pencernaan

Daun rosemary diseduh sebagai teh herbal atau dicampurkan dalam minyak untuk pijat di perut.

Manfaatnya adalah untuk mengurangi kembung, nyeri lambung ringan, atau mual. Ini salah satu penggunaan rosemary yang paling umum dalam pengobatan tradisional Eropa.

3. Mengatasi nyeri otot dan rematik

Minyak rosemary (hasil penyulingan) digunakan untuk pijat pada area yang nyeri atau dijadikan campuran dalam salep gosok. Efeknya adalah memberikan rasa hangat, melemaskan otot, dan meningkatkan sirkulasi darah.

4. Antiseptik ringan untuk luka kecil atau masalah kulit

Air rebusan rosemary digunakan untuk kompres atau air pembilas, kadang juga dicampur dengan cuka. Rosemary mengandung senyawa antibakteri ringan seperti rosmarinic acid.

5. Merangsang pertumbuhan rambut

Air rebusan rosemary atau minyak esensial rosemary dicampur dengan minyak pembawa (seperti minyak kelapa atau zaitun), lalu dipijatkan ke kulit kepala.

Efeknya bisa mengurangi ketombe dan memperkuat akar rambut. Penelitian modern mendukung efek ini, meski hasilnya bervariasi.

Pemanfaatan rosemary sebagai herba aromatik dalam kuliner aman bagi sebagian besar orang. Namun, sebagai obat herbal, rosemary tidak boleh dikonsumsi berlebihan, terutama dalam bentuk minyak esensial murni.

Konsumsi berlebihan dapat memicu efek samping seperti kejang (pada dosis sangat tinggi), iritasi kulit, atau memperparah hipertensi bagi sebagian individu.

Perempuan hamil juga tidak disarankan mengonsumsi ekstrak rosemary dalam jumlah tinggi karena bisa merangsang kontraksi rahim.

Selain tampak cantik, steak yang dihias tangkai dan daun rosemary juga lebih beraroma berkat kandungan minyak atsiri dalam daun rosemary. | Foto: Vecteezy
ROSEMARY SEGAR DAN KERING, MANA YANG LEBIH BAIK?

Rosemary bisa digunakan dalam dua bentuk: segar maupun kering. Keduanya sama-sama umum dipakai dalam masakan, tergantung kebutuhan dan jenis hidangan.

1. Rosemary segar

Warna rosemary segar hijau dan terang. Aromanya seperti wangi dedaunan pinus muda. Rosemary segar umumnya digunakan saat memasak hidangan segar atau beraroma ringan.

Misalnya, untuk steak dengan diletakkan di atas steak panas atau dimasak bersama mentega dan bawang putih. Begitu pula untuk kentang panggang dan daging panggang lainnya, bisa digunakan sebagai isian atau diselipkan dalam daging.

Tangkai rosemary segar juga sering dijadikan hiasan visual di atas makanan.

Namun, rosemary segar harus digunakan segera. Jika disimpan di kulkas dalam wadah kedap udara. rosemary segar bisa tahan sekitar seminggu.

2. Rosemary kering

Bentuk keringnya memiliki aroma yang lebih pekat dan tajam, namun agak berbeda nuansanya dibanding yang segar. Lebih bernuansa kayu dan getir.

Rosemary kering sering digunakan dalam masakan berkuah atau berbumbu kuat (seperti sup daging, stew, atau saus tomat)

Bisa dipakai pula sebagai campuran bumbu kering (dry rub) untuk memanggang daging. Juga sebagai campuran herba kering bersama thyme, oregano, dll. seperti pada herbes de Provence.

Rosemary kering tentu lebih tahan lama dan praktis. Jika disimpan dalam wadah tertutup rapat, rosemary kering bisa bertahan sampai 6 bulan hingga 1 tahun.

Mana yang lebih baik? Segar atau kering?

BACA JUGA: Yuk, Ketahui Aneka Ragam Pisau Profesional untuk Memotong Daging, Masing-masing Punya Fungsi Spesifik

Untuk aroma segar dan visual cantik, gunakan rosemary segar. Namun, untuk masakan yang dimasak lama atau perlu bumbu awet, rosemary kering lebih cocok.

Jika hendak mengganti rosemary segar dengan yang kering (atau sebaliknya), takarannya harus disesuaikan. Perbandingan yang umum, 1 sendok makan (sdm) rosemary segar setara dengan 1 sendok teh (sdt) rosemary kering. Ini dikarenakan rosemary kering lebih kuat dan terkonsentrasi aromanya.

Rosemary kering juga bisa diperoleh dalam bentuk botolan dan biasa disimpan di rak bumbu dapur.

Nah, sekarang sudah lebih paham tentang rosemary, kan? Berminat mencoba pakai bumbu rosemary?


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *